Pernah bilang seperti itu...??
“Besok saja lah….”
Apalagi kalau ada alasan “Yang lain juga belum…”
“Jadi, kenapa harus dikerjakan sekarang???”
Kalimat di atas serasa mudah melayang keluar dari mulut kita. Seolah esok hari dapat
kita atur semau kita. “pokoke ngesuk bae..”
Alasan apapun yang membuat kita tidak melakukannya
selagi kita bisa saat itu juga, adalah kita sedang berusaha menunda (setidaknya
menghindar dari tugas sementara waktu).
Yang lain kan juga belum… he he…
Jika
sekarang mengatakan besok, maka besok pun akan mengatakan hal yang sama. Dan
begitulah seterusnya.
Sebagai guru yang berkewajiban memberikan pendidikan kepada peserta
didik, mempunyai banyak tugas yang ga mungkin bisa dilakukan sekaligus. Apalagi
terbatas pada waktu jam istirahat saja. Maka, ada alasan untuk dikerjakan di
rumah.
Tapi, apa yang terjadi… Keadaan di rumah bukannya
malah lebih punya waktu santai, tetapi banyak hal yang membuat tidak ada waktu
untuk mengerjakan tugas tersebut.
Giliran ada waktu, sudah pegang laptop dan alat kerja…
ada aja pikiran buat online dulu lah, face bookan dulu, nge game dulu… yang buntut-buntutnya,
jadi lupa deh mau ngerjain apa.
Akhirnya, waktupun berlalu…
Nah, sampai pada batas waktu yang ditentukan..
misalnya membuat RPP, Program perbaikan, membuat analisis dan sebagainya.. maka
akhirnya sampai kenaikan kelas pun.. tugas tersebut bisa saja masih kosong. Belum
diapa-apain sama sekali. masih bisa juga berucap, belum waktunya diakreditasi ikih...
Jadinya, pekerjaan atau tugaspun tidak ada yang selesai, akhirnya
semua berantakan. Itulah karena penundaan.Bahaya menunda-nunda pekerjaan tidak sebatas pada pencapaian yang rendah atau menurun. Namun lebih jauh membentuk sikap mental. Jika menunda-nunda pekerjaan menjadi sebuah kebiasaan, menyatu dengan sikap mental, maka akan ada penyesalan. Setiap penyesalan hanya bisa kita berandai-andai: “
“Jika saja kemarin aku kerjakan,…”
Jika begini lah begitulah…. STOP!!!
Masihkah menunda-nunda waktu untuk melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan sekarang? Atau menunggu menyesal nanti?